Mengenal Kayu Sengon (Paraserianthes falcat aria atau Albizia falcataria)
Sengon termasuk famili Mimosaceae. Di Jawa tanaman ini
terkenal dengan sebutan sengon laut atau jeungjing, sedangkan di Sulawesi disebut tedehu pute.
Tempat hidup dan penyebaran
Tanaman ini
tumbuh secara alami di Solomon, Papua Nugini, dan Indonesia. Daerah
penyebarannya di Indonesia meliputi Sulawesi Selatan, Maluku, dan Irian Jaya.
Jenis tumbuhan tropis ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dan agak
sarang, tanah kering, atau tanah becek dan agak asin. Ketinggian tempat yang
optimal antara 0-800 m dpi. Meskipun demikian tanaman ini masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 1500 m dpi dengan curah hujan tahunan antara 2000 - 4000 mm.
Ciri-ciri
Bentuk batang
sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu,
tidak beralur, dan tidak mengelupas. Tinggi pohon mencapai 45 m, batang bebas cabang antara 10 - 30 m, dan
diameter sekitar 100 cm. Kayu teras berwarna hampir putih atau cokelat
muda. Adapun warna kayu gubal umumnya sama dengan warna kayu teras. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan
termasuk kelas awet IV-V.
Setiap tahun
tanaman berbuah sekali, pada bulan Juli-September. Jumlah biji per kg sebanyak
50.000 biji atau 36.000 biji per liter.
Kegunaan
Oleh banyak penduduk Jawa Barat, kayu sengon digunakan untuk
bahan perumahan seperti papan, balok, tiang, dan kaso. Selain itu sengon dapat dimanfaatkan untuk peti,
papan partikel, papan serat, dan bahan pulp.