Mengenal Kayu Mahoni (Swietenia sp.)

Pohon mahoni termasuk famili Meliaceae. Ada dua jenis spesies yang cukup dikenal yaitu Swietenia macrophylla (mahoni berdaun lebar) dan 5. mahagoni (mahoni berdaun sempit).

Tempat tumbuh dan penyebaran
Tanaman ini dapat tumbuh baik pada tipe iklim A sampai D, yaitu daerah bermusim kering atau basah. Ketinggian tempat yang sesuai berkisar antara 0-1000 m dpi.
Asal mula mahoni adalah dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Jenis tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun 1872 melalui India, kemudian dikembangkan secara luas di Pulau Jawa sekitar tahun 1892-1902.

Ciri-ciri
Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m dengan diameter batang lebih dari 100 cm. Tajuknya berbentuk seperti kubah. kayu gubal berwama merah muda, sedangkan kayu teras berwarna merah hingga cokelat tua.

Pohon mahoni akan berbuah setelah berumur 12 tahun atau lebih, yaitu pada bulan Juli-Agustus. Warna buah yang telah masak cokelat hingga cokelat tua. Banyaknya biji tanpa sayap 2.300 per kg atau 6.800 per kaleng minyak tanah.

Kegunaan

Kayu mahoni dapat dipergunakan untuk mebel, venir, alat olah raga, alat musik, dan berbagai keperluan bangunan. Agar diperoleh kayu yang berkualitas tinggi sebaiknya kayu mahoni dipanen setelah berumur 30 tahun atau lebih. 

Read more...

Mengenal Kayu Keruing (Dipterocarpus spp.)

Keruing termasuk famili Dipterocarpaceae yang mempunyai lebih dari 15 spesies. Oleh karena jenisnya begitu banyak, kayu ini juga mempunyai ratusan nama daerah misalnya tempurau (Kalimantan), melengkung (Sumatera), dan dermala (Jawa). Meskipun demikian dalam dunia perdagangan kayu ini lebih dikenal dengan nama keruing saja.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Pohon keruing tumbuh di dalam hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B. Jenis ini sering tumbuh di tempat yang sewaktu-waktu digenangi air tawar dan di tanah rawa. Akan tetapi, keruing lebih banyak tumbuh pada tanah berpasir kering di punggung bukit atau tanah podsolik merah kuning hingga ketinggian 1000 m dpi.
Daerah penyebarannya meliputi seluruh Sumatera, seluruh Jawa, dan seluruh Kalimantan.

Ciri-ciri
Ciri umum kayu keruing adalah warna kayu terasnya yang cokelat kemerahan, atau perpaduan merah-cokelat-kelabu dan warna kayu gubalnya yang kuning atau cokelat muda dengan tekstur yang agak kasar. Tinggi pohon dapat mencapai 50 m. Panjang batang bebas cabang mencapai 35 m. Diameter dapat mencapai 120 cm. Batang berbentuk silindris lurus dan berbanir hingga mencapai 1-2 m. Pada jenis keruing tertentu tinggi banir dapat mencapai 4 m. BJ kayu terendah dimiliki oleh jenis Dryobalanops e/ongatus yakni 0,67 dan tertinggi dimiliki oleh DryobaJanops crinitus yang mencapai 0,92. Kayu keruing termasuk kelas awet I-II.

Masa berbuah pohon keruing tidak teratur dan tidak berlangsung setiap tahun. Setelah kemarau panjang sekitar bulan Maret-Mei biasanya pohon ini banyak berbuah. Dalam 1 kilogramnya jumlah biji bersayap dapat mencapai 350 buah.

Kegunaan

Keruing termasuk kayu keras. Karena kekerasan kayunya ini, keruing sering dipergunakan untuk lantai kayu, bantalan, perkapalan, papan dinding kayu lapis, dan bahan bangunan. Untuk semua penggunaan di mana terdapat serangan jamur, serangga, atau binatang laut perusak kayu, kayu keruing harus diawetkan dengan bahan pengawet terlebih dulu. Kayu keruing yang telah diawetkan sering juga digunakan sebagai tiang listrik di daerah-daerah pedalaman.

Read more...

Mengenal Kayu Kamper (Dryobalanops spp.)

Kayu kamper sangat dikenal dalam dunia perdagangan. Nama lainnya adalah kapur. Di negara lain kapur merupakan kayu yang dikenal berasal dari Indonesia. Hal ini tersirat dari nama yang menggunakan embel-embel Indonesia di belakangnya seperti indonesian kapur (Inggris dan USA), capur d' indonesia (Perancis), capur indonesiano (Spanyol dan Italia), indonesisk kapur (Swedia), dan indonesische kapur (Jerman).

Tempat tumbuh dan penyebaran
Kamper tumbuh baik di daerah dengan tipe hujan A dan B pada ketinggian 60-400 m dpi. Umumnya pohon hidup berkelompok, dan permudaan alamnya mudah terjadi pada hutan primer.

Di Indonesia pohon kamper tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan seluruh wilayah Kalimantan.

Ciri-ciri
Kayu kamper memiliki bau khas, yakni berbau kamper sesuai namanya. Jenis Dryobalanops aromatica mempunyai bau yang sangat mencolok. Selain dari baunya, kamper dapat dikenali dari warna kayu terasnya yang cokelat kemerahan atau merah-cokelat-kelabu dan warna kayu gubalnya yang berwarna agak kuning muda atau hampir putih. Tekstur kayu kamper tergolong kasar dan arah serat kayunya lurus. Kayu ini sangat keras dengan BJ rata-rata 0,81.

Pohon kamper memiliki penampakan yang bagus. Batangnya lurus dan silindris dengan tajuk kecil. Batang pohon terkadang berbanir hingga 2 m. Tinggi pohon berkisar 35-45 m dan dapat mencapai 60 m. Diameter batang antara 80-100 cm. Pohon tidak berbuah setiap tahun. Jumlah buah DryobaJanops aromatica kering ± 98 butir per kg, sedangkan untuk D. lanceolata 181 butir per kg.

Kegunaan

Dengan sifat-sifat seperti di atas kayu kamper sangat cocok untuk digunakan sebagai bantalan rel kereta api, bahan bangunan, lantai rumah, rangka pintu dan jendela, tubuh kapal, dan lain-lainnya. Beberapa arsitek mebel saat ini bahkan telah melakukan spesialisasi produk mebel dari kayu kamper.

Read more...

Mengenal Kayu Johar (Cassia seamea)

Menurut klasifikasi, johar termasuk famili Caesalpinaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari India, Indocina, dan Asia Tenggara.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Di Jawa, pohon johar tumbuh baik pada ketinggian 1 - 1000 m dpi dengan curah hujan tahunan antara 650-1500 mm. Tipe tanah yang cocok adalah tanah berlempung, tidak tergenang air, dan tidak mengandung batu. Penyebaran johar di Indonesia meliputi Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ciri-ciri
Tinggi pohon antara 10-15 m dengan diameter antara 40-50 cm. Kayunya termasuk kelas awet I-II dengan berat jenis 0,84.

Pohon Johar berbuah pada bulan Agustus-September. Setiap polong buah johar berisi 20-30 butir. Banyaknya biji per kg 39.000 atau 28.000 biji dalam setiap liter. Panen tanaman johar, untuk kepentingan kayu pertukangan minimum setelah tanaman berumur 25 tahun.

Kegunaan

Kayu johar dimafaatkan untuk berbagai bahan bangunan rumah serta perkakas rumah tangga. Sebagai bahan bangunan, johar dapat dibuat kusen jendela dan pintu, papan, balok, dan kaso.

Read more...

Mengenal Kayu Jelutung (Dyera costulata)

Nama dagang Dyera costulata adalah jelutung atau pulai nasi. Tumbuhan ini termasuk famili Apocynaceae.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Penyebaran jelutung meliputi wilayah Sumatera kecuali Lampung dan Bengkulu; serta Kalimantan kecuali Kalimantan Selatan.

Ciri-ciri
Tinggi pohon mencapai 25-45 m dengan tajuk tipis serta berdaun tunggal yang duduk melingkar pada ranting sebanyak 4-8 helai. Panjang batang bebas cabang 15-30 m dan diameter dapat mencapai 100 cm. Batang berbentuk silindris dan kulit luarnya berwarna kelabu kehitaman. Pohon tidak berbanir dan mengeluarkati getah putih seperti susu kental yang gatal bila terkena kulit.
Kayu jelutung memiliki berat jenis rata-rata 0,43 dengan kelas kuat kayu III-IV dan kelas awet V.

Kegunaan

Kegunaan kayu ini biasanya untuk berbagai bahan bangunan rumah serta perkakas rumah tangga. Sebagai bahan bagunan rumah, kayunya dapat dibuat kusen jendela dan pintu, papan, balok, dan kaso. 

Read more...

Mengenal Kayu Meranti (Shorea spp.)

Ada 3 jenis kayu meranti yang dikenal yakni meranti kuning, meranti merah, dan meranti putih. Masing-masing jenis terdiri atas beberapa spesies. Perbedaan khas di antara ketiga jenis meranti tersebut selain pada warna kayu terasnya juga pada kandungan silika kayunya. Meranti kuning tidak mengandung silika. Meranti merah ada yang mengandung silika ada yang tidak mengandung silika seperti (5. acuminata, 5. macroptera, 5. ovaiis). Sementara meranti putih mengandung silika dengan kadar mencapai 1,1%.

1. Meranti kuning
Spesies yang termasuk meranti kuning adalah Shorea faguetiana, S. acumina tissima, S. gib bos a, S. hopeifolia, dan 5. mu/tiflora.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Meranti kuning hidup dalam hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B seperti di Indonesia. Jenis tanah yang dikehendaki adalah podsolik merah kuning, podsolik kuning, dan latosol dengan ketinggian sampai 850 meter dpi.
Daerah penyebaran meranti kuning meliputi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan seluruh Kalimantan.

Ciri-ciri
Pohon meranti kuning dapat mencapai tinggi 20-60 m dengan batang bebas cabang antara 10-45 m. Bentuk batangnya lurus silindris dengan diameter mencapai 1,5 m. Biasanya pohon berbanir, tinggi banirnya hingga 3-6,5 m.
Warna kayu teras cokelat-kuning muda (untuk jenis Shorea acumina tissima, 5. gibbosa, dan 5. multiflora), semu-semu hijau (jenis 5. hopeifolia), dan cokelat muda semu kuning (jenis 5. faguetiana). Kayu gubalnya yang telah kering berwarna kelabu (sebenarnya karena pengaruh jamur). Berat jenis kayu rata-rata 0,54 dan termasuk kelas awet II-III.
Meranti kuning tidak setiap tahun berbuah. Biasanya musim berbuah jatuh pada bulan Oktober sampai April. Biji yang jatuh dapat segera berkecambah, bahkan ada yang ber-kecambah sebelum jatuh. Pada biji yang masih baru daya kecambahnya mencapai 80-90%.

c.Kegunaan
Kegunaan utama kayu meranti kuning adalah untuk kayu lapis, baik untuk venir luar maupun venir dalam. Selain itu juga dipergunakan untuk mebel dan bahan bangunan perumahan. Jenis kayu ini tergolong mudah dalam pengerjaannya dan mudah dilengkungkan.

2. Meranti merah
Beberapa spesies yang termasuk meranti merah adalah Shorea lepidota, 5. acuminata, 5. Jeprosu/a, dan 5. macrophylia.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Pohon meranti ini tumbuh di hutan hujan tropis dengan tipe iklim A, B, dan C menurut Schmidt dan Fergusson. Jenis tanah tempat tumbuhnya biasanya podsolik merah kuning, podsolik kuning, atau latosol. Ketinggian tempat berkisar antara 0-1300 m dpi.
Daerah penyebaran meranti merah di Indonesia meliputi daerah-daerah seluruh Sumatera, Seluruh Kalimantan, dan Maluku.

Ciri-ciri
Tinggi pohon dapat mencapai 60 m, diameter 150 cm, dan batang bebas cabangnya mencapai 40 m. Diameter batang umumnya sekitar 100 cm dengan kulit luar berwarna kelabu atau cokelat.

Meranti merah mulai berbunga pada bulan Agustus-Oktober. Buah mulai masak pada bulan Januari sampai Maret. Buah yang jatuh biasanya langsung berkecambah. Banyaknya biji per kilogram bervariasi tergantung jenisnya. Untuk jenis Shorea acuminata 560 butir per kg, sedangkan 5. macroptera 55 butir per kg.

Kegunaan
Kegunaan utama meranti merah adalah untuk kayu lapis. Di samping itu juga digunakan untuk bahan bangunan, mebel, hingga bahan baku pulp (bubur kertas). Untuk keperluan bangunan seperti balok, galar, kaso, pintu, dan jendela; kayu meranti termasuk mudah dikerjakan sampai halus.

Meranti putih
Jenis-jenis yang termasuk meranti putih adalah Shorea assamica, S. brachteolata, 5. javanica, S. lamellata, dan 5. ochracea.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Meranti putih hidup pada hutan hujan tropis dengan tipe iklim A dan B. Tumbuh baik pada tanah yang tergenang air dalam hutan rawa, tanah liat, juga tanah berpasir, dan berbatu. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhannya antara 0-700 m dpi.
Penyebarannya meliputi seluruh Sumatera, seluruh kalimantan, seluruh Sulawesi, dan Maluku.

Ciri-ciri
Tinggi pohon antara 12-55 m. Batang bebas cabang antara 8-37 m. Diameter batang sekitar 180 cm. Bentuk batangnya lurus dan silindris dengan banir setinggi 3,5 m.
Warna kayu terasnya putih (segar) lambat laun menjadi kuning muda atau cokelat kuning. Warna kayu gubalnya putih yang lama kelamaan berubah menjadi cokelat kuning muda.

Meranti putih tidak selalu berbuah setiap tahun. Biasanya musim buah terjadi pada bulan Oktober-April. Kandungan biji per kg tergantung jenisnya. Untuk jenis Shorea javanica mengandung 845 butir per kg, sedangkan jenis 5. assamica mengandung 950 butir per kg.

Kegunaan

Sama dengan meranti kuning maupun meranti merah, kegunaan utama meranti putih untuk bahan kayu lapis. Juga dipakai sebagai papan partikel, lantai, bahan bangunan, dan bagian dalan perkapalan. Selain itu meranti putih baik dijadikan bahan untuk mebel murah.

Read more...

Mengenal Kayu Sengon (Paraserianthes falcat aria atau Albizia falcataria)

Sengon termasuk famili Mimosaceae. Di Jawa tanaman ini terkenal dengan sebutan sengon laut atau jeungjing, sedangkan di Sulawesi disebut tedehu pute.

Tempat hidup dan penyebaran
Tanaman ini tumbuh secara alami di Solomon, Papua Nugini, dan Indonesia. Daerah penyebarannya di Indonesia meliputi Sulawesi Selatan, Maluku, dan Irian Jaya. Jenis tumbuhan tropis ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dan agak sarang, tanah kering, atau tanah becek dan agak asin. Ketinggian tempat yang optimal antara 0-800 m dpi. Meskipun demikian tanaman ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m dpi dengan curah hujan tahunan antara 2000 - 4000 mm.

Ciri-ciri
Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur, dan tidak mengelupas. Tinggi pohon mencapai 45 m, batang bebas cabang antara 10 - 30 m, dan diameter sekitar 100 cm. Kayu teras berwarna hampir putih atau cokelat muda. Adapun warna kayu gubal umumnya sama dengan warna kayu teras. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV-V.

Setiap tahun tanaman berbuah sekali, pada bulan Juli-September. Jumlah biji per kg sebanyak 50.000 biji atau 36.000 biji per liter.

Kegunaan

Oleh banyak penduduk Jawa Barat, kayu sengon digunakan untuk bahan perumahan seperti papan, balok, tiang, dan kaso. Selain itu sengon dapat dimanfaatkan untuk peti, papan partikel, papan serat, dan bahan pulp.

Read more...

Mengenal Kayu Pinus (Pinus merkusii)

Tempat tumbuh dan penyebaran
Di Indonesia pinus dapat tumbuh pada ketinggian tempat 200-2000 m dpi. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian 400-1.500 m dpi.
Kayu yang termasuk famili Pinaceae ini tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara, dan Gunung Kerinci. Tumbuhan pinus mempunyai sifat pioner yaitu dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur seperti padang alang-alang.

Ciri-ciri
Tinggi pohon dapat mencapai 20-40 m dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 m. Pohon tidak berbanir. Kulit luar batang kasar, berwarna cokelat kelabu sampai cokelat tua, tidak mengelupas, dan beralur lebar serta dalam.
Kayu pinus berwarna cokelat-kuning muda. Berat jenis kayu rata-rata 0,55 dan termasuk kelas awet IV serta kelas kuat III.

Pohon berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli-November. Biji yang baik warna kulitnya kering kecokelatan, bentuknya bulat, padat, dan tidak berkerut. Jumlah biji kering per kg 57.900 butir atau 31.000 butir per liter.

Kegunaan

Kegunaan pinus sangat banyak. Kayunya dapat digunakan untuk triplek, venir, pulp, sutera tiruan, dan bahan pelarut. Getahnya dapat dijadikan gondorukem, sabun„perekat, cat, dan bahan kosmetik. 

Read more...

Mengenal Kayu Jati (Tectona grandis L.f)

Pohon jati termasuk famili Verbenaceae. Sebutan lain untuk kayu ini adalah kulidawa (Jawa), dodolan, jate, jatos, dan kiati. Bagi masyarakat Jawa, jati merupakan kayu legendaris. Kelegendarisan ini disebabkan sifat-sifat kayu jati yang secara fisik sangat kuat (BJ-nya 0,58-0,82), dekoratif, mudah digergaji, mudah dikeringkan, dan ketahanan alami kayunya dapat diandalkan.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Pohon jati cocok tumbuh di daerah dengan musim kering agak panjang yakni berkisar 3-6 bulan per tahun. Besarnya curah hujan yang dibutuhkan rata-rata 1250-3000 mm per tahun dengan temperatur rata-rata tahunan 22-26° C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi jati umumnya bertekstur tanah sedang dengan reaksi netral hingga asam.
Penyebaran alaminya terdapat pada kisaran 12-25° LU, meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di nusantara jati tersebar secara luas di Pulau Jawa pada ketinggian 0-700 m dpi. Selain di Jawa, jati juga ditemukan di Muna, Buton, Maluku (Wetar), dan Nusa Tenggara.

Ciri-ciri
Warna kayu terasnya cokelat muda, cokelat kelabu sampai cokelat merah tua, atau merah cokelat. Ada pun warna kayu gubalnya putih atau kelabu kekuningan. Daun berukuran lebar dan sedikit berbulu.

Pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan panjang batang bebas cabang antara 15-20 m dan diameter mencapai 50-220 cm. Bentuk batang tidak teratur dan beralur. Batang pohon jati yang sudah masak tebang apabila dipotong secara melintang akan terlihat alur-alur artistik dalam kayunya yang kita kenal dengan istilah lingkaran tahun.

Umumnya pada bulan Oktober-Juni pohon jati mulai berbunga. Buah masak pada bulan Juli-Desember. Biji jati termasuk mempunyai daya kecambah rendah, hanya sekitar 35-58%. Jumlah biji kering per kg sekitar 1.500 butir.

Kegunaan
Kayu jati banyak digunakan untuk berbagai keperluan, terutama di pulau jawa. Beberapa kalangan masyarakat merasa bangga apabila tiang dan bangunan rumah serta perabotannya terbuat dari kayu jati. Beberapa kontruksi seperti bantalan rel kereta api, tiang jembatan, balok dan gelagar rumah serta kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu jati.

Pada industri kayu lapis, jati digunakan sebagai venir muka karena memiliki serat gambar yang indah. Adapun pada industri perkapalan, kayu jati sangat cocok dipakai untuk pa pan kapal yang beroperasi di daerah tropis.


Walaupun memiliki kegunaan yang sangat luas, kayu jati kurang cocok digunakan sebagai bahan yang memerlukan kekenyalan tinggi seperti alat olah raga dan peti pengepak.

Read more...

Mengenal Kayu Pasang (Lithocarpus spp. dan Quercus spp.)

Di luar negeri kita mengenal kayu oak. Kayu pasang inilah jenis "oak" yang dimiliki Indonesia. Selain oak, kayu ini di negara lain juga dikenal dengan nama spike dan sunda oak (Inggris).

Tempat tumbuh dan penyebaran
Di Indonesia pohon pasang tersebar di mana-mana. Akan tetapi, jenis Lithocarpus elegans, L. sundaicus, dan Quercus lineata penyebarannya terbatas di Sumatera, seluruh Jawa, dan Kalimantan Timur.

Pohon pasang suka tumbuh di tanah yang agak basah seperti pinggiran sungai yang kadang-kadang tergenang air. Umumnya tumbuh pada ketinggian 50-1800 m dpi. Iklim daerah biasanya tipe A dan B.

Ciri-ciri
Pada kondisi lahan yang optimum, pohon pasang dapat mencapai tinggi 30 m, panjang batang bebas cabang 10-20 m, dan diameter 100 cm. Pohon berbanir dengan ketinggian banir mencapai 4 m. Tajuk pohon pasang umumnya seperti tajuk pohon lainnya. Urat daun pohon hampir mirip dengan urat daun pohon mangga (Mangifera indica) dan pohon cempedak [Arthocarpus campeden). Buahnya mempunyai kulit seperti kulit buah salak (ZaJaca edulis) hanya saja kulit buah pasang relatif lebih halus dan lebih kecil.

Pohon pasang berbuah dan berbunga setiap tahun, bahkan hampir sepanjang tahun. Di Sumatera buah masak pada bulan Maret, sementara di Jawa pada bulan Agustus-November.

Biji yang masih segar daya kecambahnya bisa mencapai 80%. Sementara biji-biji yang telah disimpan lebih dari 3 minggu daya kecambahnya bisa turun menjadi sekitar 50% saja.

Kegunaan
Kayu pasang ini banyak diminati konsumen karena selain warnanya yang putih kecokelatan hingga merah cokelat, juga mempunyai alur-alur indah sehingga sangat bagus untuk mebel. Untuk venir, kayu pasang mempunyai keistimewaan yakni bisa langsung dikupas dengan sudut 92°30M tanpa perlakuan pendahuluan. Juga, karena sifat fisiknya yang bagus dan keras kayu ini sering digunakan oleh para kusir atau pemilik gerobak untuk bahan baku batang gerobak.


Kayu pasang dari jenis Quercus lineata mempunyai berat jenis rata-rata 1 (0,94-1,10). Oleh karena itu jenis ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi jembatan dan balok pada pembangunan perumahan.

Read more...

Mengenal Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba)

Pohon jabon termasuk famili Rubiaceae. Tanaman ini mempunyai nama daerah kelampeyan (Jawa), toa (Sulawesi), sencar (NTB), dan masarambi (Irian Jaya). Hidupnya sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan, baik dalam hal iklim maupun tanahnya.

Tempat tumbuh dan penyebaran
Pohon jabon tumbuh pada tanah aluvial di pinggiran sungai, tanah lihat, podsolik coklat, dan tanah lempung. Selain itu juga tumbuh pada peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadangkala digenangi air. Jenis tanaman ini, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1300 m dpi dan pada berbagai tipe iklim yakni A, B, dan C menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson.
Mengenai iklim, jabon menyukai daerah dengan curah hujan rata-rata tahunan 1300-4000 mm, musim kering 0-3 bulan per tahun, dan temperatur tahunan rata-rata 20-32° C. Tekstur tanah yang disenangi adalah yang bertekstur ringan hingga sedang dengan reaksi netral hingga asam.

Secara alamiah, pohon jabon terdapat dalam kisaran lintang 9° LS-27° LU. Kisaran lintang tersebut meliputi wilayah Assam, Benggala, Burma, Srilanka, Philipina, Indonesia, dan Papua Nugini.

Di Indonesia, penyebaran tanaman ini merata hampir di seluruh nusantara. Hal ini disebabkan jabon merupakan pohon asli daerah tropis.

Ciri-ciri

Jabon termasuk pohon yang menggugurkan daun. Tinggi mencapai 45 m, diameter batang 160 cm, dan panjang batang bebas cabang mencapai 30 m. Batang berbentuk silindris dan lurus serta berbanir (mempunyai akar yang menganjur ke luar untuk menopang batang pohon yang tinggi besar). Tinggi banir mencapai 1,5 m. Cabang-cabangnya tersusun mendatar dan bertajuk tinggi. Bentuk tajuk bulat dan tidak terlalu rimbun. Kayu teras (inti kayu) dan kayu gubalnya (kayu lunak, bagian antara inti kayu dan kulit) berwarna putih semu kuning muda atau kuning semu gading dengan BJ 0,4 dan kelas awet III-IV. Pohon jabon berbunga antara bulan Juni-September setiap tahunnya. Buahnya termasuk buah majemuk berbentuk bulat dan lunak. Biji berukuran kecil bahkan mendekati halus. Jumlah biji kering tiap kilogramnya mencapai 26 juta butir atau kira-kira 23,7 juta biji kering per liter dan hama perusak daun dari jenis Arthroschista hilaris. Produksi kayu jabon dalam m  per ha setiap tahunnya mencapai 40 m3.

Read more...

  © Pasar Agro Online Indonesia by Agrosukses.com 2016

Back to TOP