Mengenal Pengolahan Kayu Menjadi Kayu Lapis (Plywood)
Beberapa waktu
yang lalu sempat teijadi kelangkaan kayu lapis di Indonesia. Sebagian
pengusaha tidak bisa mengekspor kayu lapis ke negara importir, sementara
kebanyakan pengusaha pun enggan melepaskan seluruh produknya bagi pasaran
domestik. Akibatnya pasok kayu lapis dalam negeri menjadi terhambat. Konsumen
sempat kesulitan mendapatkan kayu lapis yang diinginkan. Beberapa pengguna
malah sempat mengurungkan niat ataupun menunda kegiatan pembangunan rumahnya
karena kesulitan memperoleh kayu lapis.
Kayu lapis memang sudah merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dielakkan lagi bagi masyarakat ataupun pengusaha permebelan kita.
Proses pembuatan kayu lapis sendiri sebenarnya cukup
sederhana. Kayu berbentuk log setelah melewati proses pemanasan atau biasa
disebut juga perebusan kemudian dikupas dengan pisau statis menjadi
lembaran-lembaran tipis yang disebut venir. Lembaran-lembaran tipis ini kemudian direkatkan dengan lembaran kayu
lainnya menggunakan perekat.
Ada beberapa
jenis perekat yang biasa digunakan, antara lain Urea Formaldehide (UF) dan
Fenol Formaldehide (FF). Masing-masing perekat mempunyai spesifikasi
tersendiri. Urea Formaldehide biasanya digunakan untuk interior plywood,
sementara Fenol Formaldehide bisa digunakan untuk interior maupun eksterior plywood.
Plywood memang
bisa dibuat berlapis-lapis sesuai kebutuhan. Untuk pembuatan mebel, profil,
ataupun peredam digunakan plywood yang agak tebal terdiri atas 5 lapis.
Sementara untuk papan dekoratif, pelapis daun pintu, dan penyekat sederhana
digunakan tripleks (terdiri atas 3 lapis).
Lembaran-lembaran
tipis hasil pengupasan log (venir) dapat dibedakan menjadi venir biasa dan
venir lux. Untuk menghasilkan venir biasa dapat digunakan kayu dari jenis
meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, damar, banuang, dan merasan. Untuk
venir lux dapat digunakan kayu-kayu jenis jati, eben, sonokeling, kuku, rengas,
sungkai, dan weru.
Bagi industri
kayu lapis, bahan baku berupa log harus benar-benar diperhatikan dari segi kualitasnya.
Adanya cacat-cacat kayu, busuk hati, boleng, dan lain-lain akan sangat
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Di sinilah perbedaan masalah bahan
baku dibandingkan dengan industri pulp kertas.
Urutan proses
pembuatan kayu lapis secara umum ialah pemanasan blok kayu, pengupasan atau
penyayatan (pembuatan venir), penyimpanan dan pemotongan venir, pengeringan
venir, serta penyusunan lembaran dan pengepresan.
1. Pemanasan
Pemanasan blok dimaksudkan untuk membuat lunak kayu sehingga
mudah dalam pengupasan (penyayatan) serta menghemat pemakaian perekat.
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengukus (uap panas), merendam dalam air
panas, atau menyemprotkan air panas bersuhu ± 93° C. Pemanasan ini dilakukan
beberapa saat sebelum blok dikupas menjadi venir.
2. Pengupasan
Pengupasan dilakukan menggunakan pisau statis yang
dilekatkan pada blok kayu yang berputar. Hasil pengupasan ini berupa lembaran
tipis kayu yang disebut venir. Pengupasan dilanjutkan hingga diameter blok
tinggal 5,5 sampai 4,0 inchi. Oleh karena venir hasil pengupasan masih berupa
lembaran yang memanjang maka pada proses selanjutnya venir dipotong-potong
sesuai dengan ukuran panjang plywood yang telah ditentukan.
3. Penyimpanan dan pemotongan
Penyimpanan yang dimaksud di sini bukanlah seperti
penyimpanan barang di gudang atau sejenisnya. Yang dimaksudkan hanyalah
penyimpanan sementara sebelum venir dipotong-potong sesuai ukuran.
Penyimpanan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni sistem
gulungan dan sistem konveyer. Sistem gulungan dirasakan kurang praktis dan
lebih lambat dibandingkan dengan sistem konveyer. Hal ini disebabkan pada
sistem gulungan venir musti disusun berbentuk gulungan terlebih dahulu sebelum
dibawa ke mesin pemotong untuk dipotong sesuai ukuran. Sementara pada sistem
konveyer mesin pemotong diletakkan satu jalur dengan mesin pengupas sehingga
memungkinkan pemotongan dilakukan lebih cepat.
4. Pengeringan venir
Pengeringan
dilakukan dengan menyemprotkan udara panas ke permukaan venir. Suhu yang
dibutuhkan untuk pengeringan ini mencapai 300° C. Dengan suhu setinggi ini
diharapkan diperoleh kestabilan yang merata ke seluruh bagian venir dan
memudahkan proses perekatannya.
5. Penyusunan lembaran dan pengepresan
Sebelum lembaran disusun seperti yang diinginkan, terlebih
dahulu permukaan venir disemprot dengan perekat. Biasanya digunakan perekat
sintetis termosetting yang bisa mengeras akibat terkenas panas. Jenis perekat
yang biasa digunakan adalah Urea Formaldehide dan Fenol Formaldehide.
Setelah venir muka (face) dan inti (core) disusun seperti
yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengepresan menggunakan mesin dengan
tekanan berkisar antara 110-200 psi tergantung pada jenis dan kerapatan plywood
yang diinginkan. Pengepressan ini merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan
plywood.