Mengenal Kayu Jati (Tectona grandis L.f)
Pohon jati
termasuk famili Verbenaceae. Sebutan lain untuk kayu ini adalah kulidawa
(Jawa), dodolan, jate, jatos, dan kiati. Bagi masyarakat Jawa, jati merupakan
kayu legendaris. Kelegendarisan ini disebabkan sifat-sifat kayu jati yang
secara fisik sangat kuat (BJ-nya 0,58-0,82), dekoratif, mudah digergaji, mudah
dikeringkan, dan ketahanan alami kayunya dapat diandalkan.
Tempat tumbuh dan penyebaran
Pohon jati cocok tumbuh di daerah dengan musim kering agak
panjang yakni berkisar 3-6 bulan per tahun. Besarnya curah hujan yang
dibutuhkan rata-rata 1250-3000 mm per tahun dengan temperatur rata-rata tahunan
22-26° C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi jati umumnya bertekstur tanah
sedang dengan reaksi netral hingga asam.
Penyebaran alaminya terdapat pada kisaran 12-25° LU,
meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di
nusantara jati tersebar secara luas di Pulau Jawa pada ketinggian 0-700 m dpi.
Selain di Jawa, jati juga ditemukan di Muna, Buton, Maluku (Wetar), dan Nusa Tenggara.
Ciri-ciri
Warna kayu terasnya cokelat muda, cokelat kelabu sampai
cokelat merah tua, atau merah cokelat. Ada
pun warna kayu gubalnya putih atau kelabu kekuningan. Daun berukuran lebar dan
sedikit berbulu.
Pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan panjang batang bebas
cabang antara 15-20 m dan diameter mencapai 50-220 cm. Bentuk batang tidak
teratur dan beralur. Batang pohon jati yang sudah masak tebang apabila dipotong
secara melintang akan terlihat alur-alur artistik dalam kayunya yang kita kenal
dengan istilah lingkaran tahun.
Umumnya pada
bulan Oktober-Juni pohon jati mulai berbunga. Buah masak pada bulan
Juli-Desember. Biji jati termasuk mempunyai daya kecambah rendah, hanya sekitar
35-58%. Jumlah biji kering per kg sekitar 1.500 butir.
Kegunaan
Kayu jati banyak digunakan untuk berbagai keperluan,
terutama di pulau jawa. Beberapa kalangan masyarakat merasa bangga apabila
tiang dan bangunan rumah serta perabotannya terbuat dari kayu jati. Beberapa
kontruksi seperti bantalan rel kereta api, tiang jembatan, balok dan gelagar
rumah serta kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu jati.
Pada industri
kayu lapis, jati digunakan sebagai venir muka karena memiliki serat gambar yang
indah. Adapun pada industri perkapalan, kayu jati sangat cocok dipakai untuk pa
pan kapal yang beroperasi di daerah tropis.
Walaupun memiliki
kegunaan yang sangat luas, kayu jati kurang cocok digunakan sebagai bahan yang
memerlukan kekenyalan tinggi seperti alat olah raga dan peti pengepak.